Selasa, Januari 29, 2013

...Cerita lama dari Borobudur


Kesan terhadap masa lalu yang pernah saya alami kiranya memang tidak akan pernah hilang. Meski peristiwa itu telah berlangsung beberapa tahun yang lalu, namun “ruhnya” tetap hadir dalam dimensi masa kini bahkan mungkin dimasa depan. Kesan itu masih membekas kuat sebagai pelajaran hidup bagi saya. Dan dalam catatan singkat ini saya hanya ingin berbagi cerita kepada teman-teman semua.

Kamis, Januari 24, 2013

Imam Hasan Al-Banna Menghadapi Seorang Yang Kritis


Article ini begitu berbekas dan mengganggu pikiran dan perasaanku. Terkadang membuatku ragu untuk terus berpijak. Tapi ketika kulihat kebencian itu begitu nyata dan tak pernah ada habisnya. Sepertinya ada sesuatu yang memaksaku untuk terus melaju. Entahlah, apakah ini nafsu, atau apa. Selalu ku mohon petunjuk-Nya untuk meringankan langkahku. Wallahi, hanya kebaikanlah yang ku harapkan. Tidak ada yang lain. Kecuali kebaikan…kebaikan…dan kebaikan….

Kamis, Januari 17, 2013

Kebutuhan Pasar dan Passion

Menurut saya sering kali kebutuhan pasar yang hegemonik berpotensi mengubur dalam-dalam passion kita. Pandangan kita dialihkan agar berusaha memiliki nilai tambah sebagaimana yang dibutuhkan pasar. Padahal belum tentu dengan memenuhi kebutuhan pasar itu membuat kita bahagia dan total melakukan kerja-kerja terbaik. Al-hasil kita hanya diciptakan menjadi manusia-manusia pekerja yang memang ditugaskan sebatas "memenuhi kebutuhan" tidak lebih dari itu. Dan faktanya kebanyakan memang itu yang terjadi.

Jumat, Januari 04, 2013

Kemungkinan Style Hantu di Masa Depan


Ada lelucon menarik yang mungkin sudah bukan baru lagi. Lelucon itu menyangkut persoalan tentang mengapa visual hantu disetiap negara berbeda-beda. Di negara maju biasanya hantu-hantu divisualisasikan dengan kostum yang rapi dan modis. Jika hantunya berjenis kelamin laki-laki biasanya mereka divisualisasikan mengenakan jubah, jas, dasi, dan sepatu. Sedangkan jika hantunya berjenis kelamin perempuan biasanya divisualisasikan mengenakan blues atau pakaian-pakaian yang serba lux.

Cinta Tak Bersyarat...


Sekitar dua bulan yang lalu saya pernah menulis artikel yang berjudul “Masih Trenkah Pacaran diabad 21?”. Ide menulis artikel tersebut sebenarnya datang secara tiba-tiba saat saya sedang mengunjungi acara Dauroh Siyasi (Training Politik) II oleh Departemen Kebijakan Publik KAMMI Daerah Semarang. Sekitar 30 menit artikel itu dapat saya selesaikan. Disebut datang secara tiba-tiba sepertinya tidak juga karena ide itu muncul saat bisa jadi karena banyaknya undangan pernikahan “senior-senior” baik via undangan fisik maupun lewat dunia maya (Facebook). Pasangan-pasangan yang menikah tersebut ternyata bukanlah pasangan yang biasa menjalankan tradisi “Pacaran” pada umumnya sebelum melanjutkan kejenjang pernikahan. Bahkan masing-masing mereka ada yang belum pernah berjumpa sama sekali sebelumnya. Dan hingga tulisan ini ditulis, bangunan rumah tangga mereka sepertinya baik-baik saja meski tidak menggunakan metode “pacaran”.