Sabtu, November 28, 2015

Pembelajaran Sejarah di Abad 21




“Belajar sejarah itu membingungkan!
Banyak kontoversi! Banyak versi! Sarat dengan kepentingan!”.

Pasca Orde Baru (Orba) lengser tahun 1998 hingga saat ini (tahun 2015) Indonesia berupaya menjadi negara yang demokratis. Kebebasan berekspresi lebih terjamin dibandingkan rezim sebelumnya. Dahulu orang tidak berani ngomong yang pedes-pedes kepada pemerintah. Rupanya stabilitas nasional benar-benar telah diamalkan secara nyata oleh pemerintah Orba saat itu. Pemerintah benar-benar mampu mengedalikan rakyat. Rakyat harus manut sama maunya pemerintah. Kalau enggak manut, ya siap-siap diciduk, diamankan, oleh intel-intel yang berkeliaran. Paling ngeri dibilang subversif atau PKI. Pemerintah Orba memang hebat dalam hal mengendalikan informasi. Monopoli informasi dilakukan secara ketat. Termasuk belajar , mengajar dan menulis sejarah.

Senin, November 23, 2015

Arsip Sebagai Kekuatan Membangun Peradaban (Versi Edit)



Seorang astronom kenamaan asal Amerika Serikat Carl Sagan (1934-1996) pernah melontarkan penyesalannya; “Seandainya perpustakaan Alexandria tidak dibakar dan tradisi keilmuannya terus berlanjut, maka barangkali sosok Albert Einstein sudah muncul lima abad yang lalu. Atau mungkin malah seorang Einstein tidak akan pernah ada, sebab perkembangan ilmu pengetahuan yang integral dan menyeluruh sudah terjadi, dan mungkin pada akhir abad keduapuluh Masehi ini, sedikit saja umat manusia yang masih tinggal di bumi, karena sebagian besar telah menjelajah dan mengkoloni bintang-bintang, dan telah beranak-pinak sampai mencapai miliaran jiwa!. Kalau pada tahap sekarang ini kita baru memasuki era globalisasi dengan adanya kemudahan transpotasi berkat pesawat-pesawat jumbo, maka jika seandainya pusat ilmu di Mesir itu tidak dibakar kaum fanatik, dan warisan ilmiahnya berkembang terus tanpa terputus, kita sekarang sudah memasuki era antar bintang (interstellar era), dengan kapal-kapal ruang angkasa yang berseliweran di atas orbit bumi, dan dengan nama-nama kapal yang tidak dalam bahasa Inggris seperti kebanyakan sekarang, tapi dalam bahasa Yunani!”.

Arsip Sebagai Kekuatan Membangun Peradaban (Versi Lengkap)

“Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah dikerjakan untuk hari esok”
(Q.S Al-Hasyr: 18)

Seorang astronom kenamaan asal Amerika Serikat Carl Sagan (1934-1996) pernah melontarkan penyesalannya; “Seandainya perpustakaan Alexandria tidak dibakar dan tradisi keilmuannya terus berlanjut, maka barangkali sosok Albert Einstein sudah muncul lima abad yang lalu. Atau mungkin malah seorang Einstein tidak akan pernah ada, sebab perkembangan ilmu pengetahuan yang integral dan menyeluruh sudah terjadi, dan mungkin pada akhir abad keduapuluh Masehi ini, sedikit saja umat manusia yang masih tinggal di bumi, karena sebagian besar telah menjelajah dan mengkoloni bintang-bintang, dan telah beranak-pinak sampai mencapai miliaran jiwa!. Kalau pada tahap sekarang ini kita baru memasuki era globalisasi dengan adanya kemudahan transpotasi berkat pesawat-pesawat jumbo, maka jika seandainya pusat ilmu di Mesir itu tidak dibakar kaum fanatik, dan warisan ilmiahnya berkembang terus tanpa terputus, kita sekarang sudah memasuki era antar bintang (interstellar era), dengan kapal-kapal ruang angkasa yang berseliweran di atas orbit bumi, dan dengan nama-nama kapal yang tidak dalam bahasa Inggris seperti kebanyakan sekarang, tapi dalam bahasa Yunani!”.