Pola pikir manusia memang
tidak bisa di batasi oleh ruang dan waktu. Bisa saja orang yang hidup di masa
lalu waktu itu memiliki kemampuan berpikir mendahului zamannya. Begitupun
sebaliknya, bisa jadi manusia yang hidup di abad 21 ini pola pikirnya
tertinggal jauh oleh semangat zaman yang terus berubah.
Di
era modern saat ini pun ternyata masih ada manusia-manusia yang pola pikirnya
tertinggal oleh zamannya. Masih ada orang yang lebih percaya dukun ketimbang dokter. Mereka lebih percaya
bahwa kesuksesan karir bisa diperoleh dengan tiba-tiba. Mereka datang ke
dukun-dukun untuk meminta jimat atau pengasihan agar bisa cepat cepat kaya.
Saya terkadang
bertanya-tanya dalam hati, apakah manusia yang hidup saat ini lebih berkualitas
ketimbang manusia yang hidup di masa lampau?. Zaman cepat sekali berubah.
Perubahan tersebut paling mudah dilihat dari sikap, cara pakaian dan alat-alat
yang digunakan. Dalam berpakaian misalnya, lihatlah gaya pakaian
manusia-manusia saat ini yang ada di negara kita. Tren pakaian, yang di kenakan
cepat sekali berubah-ubah. Perubahan ini di awali oleh publik figur seperti
artis sinetron dan penyanyi. Mereka para “Seniman” itu telah mempercepat
perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat.
Bahkan
di luar negeri pun lebih ‘ngeri’ lagi. Para seleb di forum-forum eksibisi
selalu menjadi buah bibir lantaran pakaian mereka yang nyentrik (klo segan
bilang aneh). Khususnya untuk busana wanitanya. Fungsi pakaian bukan hanya
sekadar melindungi tubuh dari sengatan sinar matahari, namun lebih dari sekadar
itu, pakaian sebagai alat komunikasi antar manusia. Pakaiannya juga berfungsi
sebagai penunjuk eksistensi diri. Sebagai alat pengakuan diri terhadap orang
lain. Bahkan karena malah muatan simboliknya yang lebih kental ketimbang fungsi
asalnya. Fungsi dasar pakaian sebagai pelindung tubuh malah di lupakan.
Lihatlah
cara berpakaian para seleb. Mereka berani mempertontonkan ‘dalaman’ tubuhnya
hingga nyaris bugil. Dengan bangganya mereka memperlihat tiap lekuk tubuhnya.
Lucunya, sebagian orang disekitarnya justru mengelu-elukannya. Busana-busana
tersebut secara fungsi bisa di bilang tidak layak disebut sebagai pakaian
lantaran tidak sesuai dengan fungsi asalnya. Namun anehnya para perancang
busana tetap menamai hasil karya mereka itu dengan sebutan pakaian (fashion).
Cara berpakaian mereka justru lebih mirip dengan ilustrasi-ilustrasi manusia
purba yang hidup ratusan bahkan jutaan yang lalu. Manusia yang memiliki cara
berpikir sederhana.
Ya,
manusia terkadang itu aneh sekali. Tanpa disadari atau malah dengan sadar
mereka justru kembali seperti kehidupan zaman batu sebagaimana kategori yang di
buat oleh para ilmuan mereka sendiri.
Magelang
6 September 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar