aku
dan kamu bisa saja saling bertemu dan juga berpisah, sebagian mereka menganggap bahwa pertemuan dimaknai
milik raga semata. mereka tak percaya pertemuan itu juga adalah milik jiwa.
meski ragamu dan ragaku entah dimana dan bagaimana. Sejatinya kita bisa saling betemu. Saat jiwamu rindu
kepada-Nya dan hanya ridho-Nya yang kau dambakan. Begitu juga pada saat yang
sama saat aku juga demikian, bukankah sesungguhnya kita dalam keadaan saling
bertemu? saat
engkau menjauh dari-Nya tetapi aku justru dalam keadaan mendekat pada-Nya tentu
pertemuan itu tak akan mungkin terjadi. Meski ragamu ada didepan mataku berdiri
sambil tersenyum atau sambil menangis. sejatinya tidaklah ada pertemuan
diantara kita. Bukankah ada pepatah mengatakan bahwa tatapan hati bisa lebih
tajam dari tatapan mata? dan kita sedang mengelilingi pusaran yang sama. semoga
kita senantiasa mendekat erat dalam pusaran itu. engkau mendekatkan pada-Nya.
begitupun aku. Amiin
Kaliwiru, 8 September 2012