Senin, Oktober 24, 2011

Risalah kematian seekor Nyamuk


Malam itu hari terasa sangat panas sekali, padahal baru saja turun hujan. Tembalang pada tanggal 20 Oktober di guyur hujan lumayan deras. Hati-hati yang sedang galaupun mulai tenang kembali. Hujan memberikan kabar gembira dan optimisme dalam menjalani kehidupan. Setidaknya tidak lagi menumpang mandi dissumur tetangga sebelah. 
 
Malam itu saya lelah sekali. Ingin rasanya merebahkan tubuh sejenak untuk meremajakan kembali otot-otot yang tegang. Padahal dalam keadaan lelah, tapi entah mengapa mata saya tidak bisa terpejam. Kepala saya seakan-akan mengulang-ulang peristiwa yang telah kujalani seharian. Pikiran saya terus-menerus membayangkan hal-hal yang bermunculan secara acak. Ditambah nyamuk-nyamuk ganas dikamar bagaikan vampire ganas tak kenal ampun menghisap darah. Teriakannya amat mengganggu. Bising sekali ditelinga, serasa ingin membunuh saja semua nyamuk-nyamuk ganas itu. 
 
Hampir separo malam saya tidak bisa tidur. Dari mulai posisi terlentang duduk, berdiri kemudian terlentang kembali serasa semua posisi itu tidak memberikan rasa nyaman. Binatang-binatang kecil penghisap darah itu benar-benar membuat saya terganggu. Kulit saya penuh dengan bentolan-bentolan akibat gigitannya. Aroma darah terasa amis ketika aku berhasil membunuh nyamuk yang perutnya penuh dengan darah. Saya berhasil membunuh banyak sekali nyamuk-nyamuk ganas itu. sehingga telapak tanganku dipenuhi lumuran-lumuran darah segar. Saya perhatikan satu demi satu nyamuk-nyamuk yang telah berhasil aku bunuh itu dengan saksama. Nasibnya nahas!

Hingga terlintas dalam pikiran saya “ni nyamuk militan amat! sampai segitunya ia berjuang menghisap darahku, padahal nyawa taruhannya. Tapi kok nekat sekali, ia terus-menerus mencari celah agar bisa menghisap darahku sambil berusaha menghindar dari pukulanku”
 
Nah pada saat itulah saya menjadi begitu kagum dengan binatang ini. Malam itu saya tiba-tiba mendapat pelajaran yang begitu berharga. Saya merasa malu dengan binatang yang satu ini. Mungkin ia berbuat demikian atas dasar insting belaka. Tapi sekali lagi perlu direnungkan seekor nyamuk saja begitu bersemangat, pantang menyerah, ditengah-tengah ancamanpun. Ia masih tetap berusaha selama isi perutnya belum penuh dengan darah, ia tetap terus menacari celah meghisap darah hingga perutnya terisi penuh. Dan memang demikianlah seekor nyamuk ia di takdirkan mencari penghidupan dengan cara menghisap darah. Dan ia menyempurnakan ikhtiarnya dengan sempurna hingga ajal menjemputnya atau ia yang menjemput ajalnya sendiri. Sontak saya teringat dengan tentara jepang yang amat terkenal itu yaitu tentara Kamikaze. 
 
Tentara kamikaze adalah tentara jepang yang berani mati demi membela negaranya, membela untuk kepentingan-kepentingan negaranya. Mati dimedan pertempuran untuk kaisar dan negara adalah mati yang amat terhormat. Hingga tetes darah penghabisan mereka berjuang. Mereka seakan-akan diliputi oleh keberanian yang luarbiasa. Ketika terdesak mereka memilih bunuh diri sebagai jalan terakhir. Bunuh diri untuk kepentingan negara dan tidak menyerah terhadap lawan adalah lebih terhormat dibandingkan menyerah kepada lawan dan menjadi budak lawan. Begitulah keyakinan tentara Kamikaze. 
 
Jika dibandingkan dengan manusia, tentunya manusia jauh lebih sempurna daripada seekor nyamuk. Dalam Al-quran Allah berfirman:

Sesungguhnya Aku menciptakan manusia dengan sebaik-baik bentuk” (At-Tin :3).

Manusia juga diberikan keistimewaan dengan akalnya, yang dengan akal tersebut manusia bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Yang dengan akalnya tersebut manusia mampu menciptakan kebudaayaan. Kemudian dalam Surat Al-Baqarah:30 dengan segala keistimewaan yang diberikan kepada manusia Allah AWT memberikan amanah kepada manusia agar menjadi khalifah di muka bumi.

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."

Manusia diciptakan untuk menjadi pemimpin yang membawahi dan mengelola makhluk-makhluk lainnya di dunia. Allah telah menganugrahkan kepada kita KEHORMATAN diantara makhluk-makluk lainnya seperti malaikat, iblis, tumbuh-tumbuhan dan hewan. Allah pun telah meyakinkan kepada para malaikat yang awalnya pesimis. Kemudian malaikat dan iblis pun diperintahkan oleh Allah untuk SUJUD KEPADA MANUSIA. Namun iblis menolak dan disitulah awal pembangkangannya kepada Tuhan. 
 
Lagi-lagi Allah telah menunjukan kepada saya pelajaran yang amat berharga dari peristiwa malam itu. Peristiwa itu hadir begitu saja ketika dinding-dinding ketakutan dan ketidakberdayaan memenuhi seluruh ruang didada saya. Tanpa merenungi lebih mendalam bahwa saya diciptakan dengan segala kemampuan yang amat luarbiasa. Allahlah yang menjamin itu. Allah yang menjamin dan meyakinkan kepada makhluk-makluk yang lainnya bahwa persangkaan-persangkaan mereka tidak benar. Dan Dia-lah yang Maha Mengetahui.

Lalu seharusnya saya malu dengan semalu-malunya kepada Allah, malu kepada pencipta saya yang telah menciptakan kita dengan menganugrahkan potensi yang lebih serta kehormatan diantara makhluk-makhluk yang lainnya. Apakah selama ini kita telah memanfaatkan kesempatan hidup ini secara optimal ataukah minimal? Hanya masing-masing diri kita yang tahu. Allah telah memberikan modal awal yang sama kepada seluruh manusia yaitu akal pikirannya. Ketika dilahirkan didunia seorang manusia sama-sama dalam keadaan telanjang tidak membawa apa-apa. Orang yang kita pandang sukses luarbiasa saat ini (katakanlah orang yang kaya secara materi) juga dilahirkan dalam keadaan yng sama. Memang lingkungan amat mempengaruhi jalan hidup seseorang dalam menjalani hidupnya. Tapi kita tidak ingin itu menjadi alasan yang menghambat kita untuk sukses. Dan saat inilah kita menyadari KEKUATAN KITA. Lalu apakah kita ingin mencari seribu alasan lagi factor-faktor penyebab ketidaksusesan/ketidakberhasilan kita???

Sebagai seorang muslim kita patut berbahagia dimana segala kebaikan-kebaikan yang kita lakukan akan dinilai oleh Allah bernilai IBADAH dan jika kita gagal karena suatu hal dalam jalan kebaikan itu kita akan mendapatkan gelar SYAHID! 
 
Seorang ayah yang meninggal dunia ketika sedang bekerja untuk menafkahi keluarga akan mendapatkan gelar kehormatan ini. Seorang yang berniat menunut ilmu namun ditengah perjalanan ia meninggal dunia juga akan memperoleh gelar kehormatan ini. Lalu bagaimana mungkin kita bersedih ketika diberikan dua pilihan yang menguntungkan ini?. 
 
Mungkin saja nyamuk-nyamuk yang kita bunuh setiap malam itu adalah makhluk yang mendapatkan gelar syahid. Karena mereka telah secara sempurna menjalankan perintah Allah dengan apa yang sudah Allah perintahkan kepada mereka. Binatang nyamuk saja amat militan dan bersemangat dalam menjalankan IBADAH. Padahal kita tahu hingga nyawa taruhannya. Saya rasa kita sebagai manusiapun demikian. Mungkin ada sebagian yang tidak terlaku seekstrim seperti perjuangan nyamuk dalam mempertahankan hidup, tapi ada juga memang yang bekerja hingga fisiknya terkuras bahkan nyawa taruhannya. Jika nyamuk saja yang ada di bawah kita sedemikian militant menjalankan ibadah mengapa kita sebagai manusia dengan segala potensinya mengapa kita tidak?

Semoga bagi kita yang masih hidup tidak pernah berhenti untuk selalu memperbaiki diri. Mari bersama-sama kita percepat momentum kita dengan mengoptimalkan proses yang kita lalui. Sehingga kita benar-benar siap menerima kemenangan itu.

Victory loves preparation
Kemenangan milik siapa yang siap!

Semarang
Wisma Zaid Bin Tsabit, 24 Oktober 2011

Tidak ada komentar: