Lagit saat itu begitu cerah. Tirai
awan semakin terbuka lebar. Awan putih itu semakin menipis tatkala
datang sempurnanya sinar mentari. Ia pergi dan terus mengilang entah
kemana. Yang ditinggalkan hanyalah selapis awan yang terwarnai
bersihnya biru langit. Satu persatu jiwa-jiwa berdatangan terpesona
oleh lukisan alam itu. Ia tertarik mendekat, dan berusaha
bercengkrama dengan eksotisme alam.
Memandang laut lepas dari pinggir
pantai memang sungguh menentramkan hati. Ia terhampar seluas mata
memandang. Gulungan ombak datang silih berganti menghempas kokohnya
karang. Hempasannya melahirkan semburat putih terpancar halus keudara
disaat terjadi benturan yang tak terelakkan. Gemuruh ombak menggema
tak habis-habisnya. Suaranya tertekam merasuk hingga ke rongga dada.
Terlihat dari kejauhan burung-burung indah menari diatas permukaan
air sambil mengepakkan sayapnya dengan lincah. Seakan-akan ia
menggoda ikan-ikan agar ikut menari diudara bersamanya. Kapal pesiar
nan megah namun terlihat lamban itu bersaing dengan perahu kecil
nelayan. Dengan gagahnya ia berani melawan arus gelombang. Sungguh
hati ini bergetar, hati ini terbawa suasana, hati ini luluh saat itu
juga disaat menyaksikan kolaborasi nyanyian alam yang begitu
harmonis.
Dan tubuh inipun bergerak, berlari,
memeluk ombak dan pasir laksana saudara akrab yang lama tak berjumpa.
Ataukah sikap ini adalah bentuk panggilan jiwa yang telah lama
memendam kerinduan. Sebuah bentuk kerinduan untuk menunjukan
penghambaan dan rasa syukur kepada-Nya disaat hati sering tersayat
oleh segala ambisi yang kerap tak tersampaikan. Ya, begitulah jiwa,
ia ingin selalu kembali kepada-Nya.
Mungkinkah gemuruh ombak yang mengerti
setiap jeritan hati. Sehingga dengan gemuruhnya itu ia mampu meredam
segala kegalauan yang menggelayut disetiap jiwa yang memandangnya.
Hempasan-hempasannya saat menghantam kokohnya karang seakan mewakili
jiwa agar selalu berontak terhadap segala rasa ketidakberdayaan. Ya.
begitulah ombak di Pantai Cilacap. Ia begitu ganas menantang kokohnya
karang. Tak perduli sekeras apa karang yang dihadapi. Pada saat
tertentu ia menjadi begitu ramah dan mempesona dan pada saat yang
lain ia begitu tangguh mengantam angkuhnya karang.
Wisma Zaid bin Tsabit 13 April
2012
2 komentar:
Indah sekali.
Seolah pesona keindahan pantai itu terpampang jelas di hadapku.
Tentang bagaimana asinnya udara.
Buih ombak yang berjatuhan.
Juga tentang terik yang membakar gelora dalam dada.
Aku ingin kesana!!!
numpang lewat.....permisi...baru buat blog baru di blogspot....
Posting Komentar