Sabtu, Oktober 08, 2011

Dikala Facebooker Ingin di Mengerti

Sudah bukan hal yang aneh akhir-akhir ini ketika Teknologi Informasi yang semakin canggih ini telah memiliki dampak yang sangat luarbiasa bagi kehidupan manusia. Jarak, ruang dan waktu seakan sudah tidak berarti lagi. Dunia yang dahulu terasa amat luas, kini terasa semakin sempit. Dimana ketika pada zaman dahulu seseorang yang ingin pergi ke suatu daerah memakan waktu hingga berhari-hari untuk bertemu dan menyampaikan pesan, namun kini dalam sedetikpun ia dengan mudah bisa berhubungan dengan orang lain tanpa harus beranjak dari tempatnya.

Fenomena menarik yang terjadi pada abad XXI ini ialah memboomingnya jejaring-jejaring social didunia maya. Dunia maya saat ini seakan-akan laksana kacabenggala untuk beraktualisasi diri juga untuk melihat sisi-sisi kehidupan orang lain. Dalam sekejap seseorang mampu mengekspresikan perasaannya sendiri ataupun melihat perasaan orang lain dari sederetan kalimat-kalimat yang tertera dalam statusnya.

Facebook sebagai salah satu jejaring social yang telah merakyat telah berperan besar dalam menentukan perilaku-perilaku manusia yang lahir dalam abad XXI. Dengan berbagai fasilitas yang disediakannya seperti update status, chatting, gambar, notification (catatan)dan lain-lainnya semakin memberikan ruang bagi seseorang dalam beraktualisasi diri.

Dan tidak dapat dipungkiri bahwa catatan singkat inipun ditulis dalam rangka aktualisasi si penulis. Tapi menarik untuk diperhatikan, FB sebagai sebagai salah satu jejaring social banyak dipenuhi ekspresi-ekspresi perasaan lewat media tulisan. Kebanyakan status-status Facebooker memiliki kecendrungan mengungkapkan perasaan secara lepas lewat tulisan. Sangat mudah sekali jika kita membuktikannya. Lihat saja statusnya pasti setiap detik, menit, jam, hari akan berganti-ganti sesuai kondisi perasaan Facebooker. Ada status yang berupa motivasi, marah, senang, sedih, patah hati, pengumuman, doa serta aktivitas sehari-hari lainnya. Semuanya ditulis dengan gayanya masing-masing. Di dunia maya khususnya di FB seseorang seakan-akan lebih bebas dan lepas dalam berekspresi.

Sering kita temui seseorang yang pendiam dalam dunia nyata, tapi sangat agresif di dunia maya. Seseorang yang tidak hobi menulis, namun jika didunia maya ia menjadi sosok yang amat produktif menulis, sosok yang jika di dunia nyata malu-malu berpuisi namun jika didunia maya seolah-olah berubah menjadi pujangga langitan, sosok yang terlihat kuat di dunia nyata tapi “manja” di dunia maya. Status-statusnya menarik perhatian bahkan terkadang terkesan “nakal”. Tidak lain harapannya adalah agar ada yang memperhatikan dengan penuh pengertian. Apakah salah? Tentu tidak, tapi inilah sebuah fenomena. Manusia cendrung selalu ingin dimengerti. Kemudian FB menjadi sebuah alternatif untuk mengenal lebih dekat seseorang. FB bisa menjadi pemecah persoalan untuk mengenal orang-orang tertentu yang sikapnya introvert (tertutup). Hal ini tentunya berdampak positif dalam menjalin hubungan pertemanan secara harmonis dalam dunia nyata. Namun demikian, dampak negatifnya cukup beresiko, jika seseorang terlalu open mengekspose perasaanya lewat FB apa lagi ekspresi-ekspresi yang vulgar maka bersiap-siap saja anda akan mendapatkan penilaian yang tidak baik oleh seluruh teman-teman yang tergabung dengan acount FB anda dalam waktu yang singkat pula. Saya mengibaratkan diri kita seperti pakaian, pakaian yang mahal biasanya di bungkus dengan plastik dan di tempatkan dilemari berkaca serta tidak semua orang bisa memegangnya. Sedangkan sebaliknya pakaian obral-an biasanya harganya sangat murah dan tidak dibungkus dengan plastic siapapun bisa dengan mudah menyentuhnya. Maka bagi anda-anda termasuk saya yang sering berinteraksi dengan FB, berhati-hatilah karena jika anda tidak berhati-hati maka serpihan-serpihan perasaan anda lewat kata-kata manis di status bisa menjadi data berharga untuk bisa mengenal siapa anda sesungguhnya. Perasaan anda akan tertangkap oleh perasaan-perasaan lain yang juga sama-sama terapung didunia maya. Jika perasaan anda telah tertangkap oleh oknum yang tidak bertanggung jawab tentu menjadi sangat membahayakan. Perasaan merupakan suatu hal yang sangat halus dan selalu butuh pengertian, jika perasan anda dimengerti oleh orang lain yang tujuannya hanya manipulasi, bisa jadi perasaan jujur anda dengan mudahnya anda akan dipelajari, dipermainkan bahkan ditaklukannya. Banyak kasus-kasus penipuan lewat jejaring FB. Para penipu dengan begitu lihainya memanfaatkan dimensi perasaan Facebooker untuk mencapai tujuan-tujuannya. Walaupun begitu, karena FB layaknya pisau bermata dua, hendaknya kita sebisa mungkin memanfaatkannya sebaik-baiknya. Taat terhadap aturan main yang berlaku. Tapi adakah nilai-nilai dan norma yang berlaku di dalam dunia maya ini khususnya FB. Jika belum, kita sebagai muslim selayaknya menghiasinya dengan nilai-nilai dan norma yang Islami.

Mungkin inilah salah satu factor yang menjadi daya tarik FB dimana status-status seseorang menjadi suatu hal yang selalu menarik untuk diketahui. Sun Zu seorang panglima perang yang mahsyur itu pernah mengatakan “50% kemenangan adalah dengan mempelajari karakter musuh”. Walaupun yang dikatakan Sun Zu konteksnya dalam medan peperangan tapi cukup relevan jika dikaitkan dengan Jejaring social FB.

Sebagai kata akhir dari catatan ini kita semua berharap semoga FB bisa menjadi media yang memberikan perdamaian dan kedamaian bagi hati-hati yang gelisah, kesepian tak tentu arah, menjadi sarana rekonsiliasi bagi mereka-mereka yang berkonflik, baik konflik yang kecil-kecilan maupun yang besar-besaran. Semoga FB mendorong seseorang menjadi lebih produktif dalam menyampaikan gagasan-gagasannya lewat tulisan. Semoga FB menjadi salah satu ladang amal kebaikan kita di akirat kelak.

(wisma m.u, 6 Agustus 2011)

Tidak ada komentar: