Al-kisah....
Seorang ahli syair Muttanabi ikut serta dalam sebuah peperangan. Bait-bait syairnya amat menggetarkan sehingga prajurit yang mendengarkannya menjadi bersemangat, syairnya mampu menghilangkan rasa gentar dalam menghadapi musuh.
Ia Muttanabi dengan syair-syair yang dilantunkan telah membawanya hingga ketengah-tengah musuh. Tak menyadari diri bahwa ia telah terkepung dan terdesak oleh barisan-barisan musuh. Dengan segenap tenaganya satu persatu ia tebaskan pedangnya ke araha musuh.
Ia kelelahan, hingga tak mungkin rasanya ia mengalahkan musuh yang jumlahnya tidak sebanding. Ia terdesak, kilatan pedang musuh menyilaukan matanya, dekat sekali dengan tubuhnya. Ia mulai ragu dalam perjuangannya. Ia seperti melupakan bait-bait syair perjuangan yang ia ciptakan sendiri.
Bait-bait syair perjuangan itu laksana membentur sebuah gunung ketakutan yang nyata. Ia mulai goyah, bibirnya kelu, syair itu seakan-akan pudar dari pita suaranya. Ia hendak berfikir untuk lari....
Ia tengok kanan-kiri para sahabatnya satu demi satu berguguran. Dalam hening dipikirannya ditengah medan peperangan ia mulai meragukan makna syairnya, ia hendak balik arah...
disisi lain.............
dari jauh terdengar bait syair perjuangannya tergaung keras dinyanyikan oleh para anak buahnya diringi teriakan kesakitan... anak buahnya tewas hingga syair perjuangan tidak terdengar lagi dari mulutnya....
Ia Muttanabi malu, geram, melihat syairnya menjadi nyanyian terakhir sang anak buah hingga ke ajalnya tanpa sedikitpun berbalik arah untuk menghindar...
sedangkan dia???
Ia Muttanabi seketika itu berbalik arah menerobos sisa-sisa barisan musuh,,, ia menjadi sangat pemberani dinding-dinding katakutan dengan sekejap hilang...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar