Sabtu, Mei 05, 2012

Kaget...

Saya belum mengerti mengapa seseorang bisa ‘kaget’. Dan dari mana asal katanya saja masih belum tahu. Tetapi hingga saat ini kita masih sering menggunakan istilah ‘kaget’ itu. Adakah yang bisa memberikan penjelasan secara utuh apa sesungguhnya ‘kaget’ itu. Mengapa seseorang bisa mengalaminya. Ya. semua orang pasti pernah mengalami ‘kekagetan’ dalam keadaan tertentu. Termasuk saya juga bahkan sering mengalami kekagetan-kekagetan. 

Dua hari yang lalu tepatnya hari kamis, saya sempat kaget. Saya dibuat kaget oleh sebuah majalah yang ‘nyentrik’. Ketika kami sedang asyik bercengkrama diruang tamu, saya menemukan majalah baru. Ada hal yang membuat hati saya sempat miris pada awalnya. “Waduh adik-adik mengapa membeli majalah perempuan begini, gambarnya (klo menurut saya) seksi lagi?!. Darah saya sempat meluap-luap tetapi tidak serta-merta saya ungkapkan kepada mereka. Hanya sedikit terjadi pergolakan batin saja. Lalu saya spontan nyeletuk “mengapa majalah begini yang dibeli?! Saya heran. “Kak itu majalah hape” salah seorang adik dikontrakan menjelaskan. Ternyata memang majalah hape. Saya buka lembar demi lembar, ternyata memang majalah hape. Majalah yang menginformasikan jenis-jenis model hape terbaru. “ Looh kok Majalah hape covernya gambar cewek, udah gtu seksi lagi? Saya mencoba mengajak mereka berdialog. “Iya kak gak tahu”. Iseng-iseng saya tanyakan lagi saja kepada adik-adik di kontrakan. “ Klo menurut kalian, gambar ini gimana seksi gak?. Sambil tertawa mereka menjawab “ iya kak seksi”. Saya memang mencoba meminta pendapat kepada adik-adik mengenai pendapat mereka tentang cover majalah baru itu supaya saya tidak terjebak kepada penghakiman sendiri. Dan lagi-lagi saya dan adik-adik satu suara bahwa gambar itu memang seksi. 

Saya sempat geli sendiri pada awalnya. Hampir saya berburuk sangka kepada adik-adik, saya kira itu majalah Porno. Awalnya muncul kegeraman. Tetapi ketika saya mengatahui bahwa itu majalah hape, saya bisa mengatur ritme nafas dengan normal kembali. Untung saya bertanya terlebih dahulu tidak langsung men-judge. Memang seseorang cendrung berprasangka ketika ia tidak/belum tahu. Semoga Allah melindungi kita dari setiap pra-sangka. 

Muncul kesan dalam pikiran saya bahwa hingga saat ini ‘kehormatan’ kaum perempuan ‘diekspose’ untuk dijadikan ‘alat’ untuk memasarkan produk. Saya bertanya-tanya sebenarnya apa hubungan antara ‘perempuan’ yang dipampang dicover majalah dengan kulaitas Hape?. 

Mungkin inikah zaman disaat nilai-nilai dan norma tidak diutamakan. Berbisnis hanya untuk mengamalkan prinsip ekonomi kapitalistik “Dengan modal sekecil-kecilnya untuk meraup untung sebesar-besarnya”. Dimanakah letak singkronisasi antara perempuan seksi dan kualitas hape?. “Jaka Sembung naik ojek, gak nyambung Jek!” Jaka sembung naik becak, Cha-Phe Dweh!”. Meskipun hari kartini telah berlalu tetapi eksploitasi terhadapnya masih belum berlalu. Dahulu kaum perempuan di-ekploitasi karena dalam posisi tersubordinasi karena tidak bisa mengelak dari tradisi yang belum tercerahkan. Tetapi kini bukan saja ada kebebasan bagi kaum perempuan untuk berekspresi tetapi sebagian ada yang menolak jika gerak-gerinya dibatasi. Kini justru lebih mengerikan lagi. Zaman telah berubah. Secara sadar superioritas mereka atas nama feminisme telah membuat sebagian kaum perempuan menolak jika ada ‘nesehat-nasehat’ yang tujuannya untuk melindungi. Akhirnya mereka melenggang dengan bebasnya. Padahal justru merendahkan martabat dirinya sendiri. Jika pada zaman dahulu mungkin mereka direndahkan oleh ‘orang lain’ yang ‘berkuasa’. Tetapi kini bisa jadi atas kuasa yang telah dimiliki penuh itu, diirinya sendirilah yang merendahkan martabatnya bukan orang lain. Oleh karena itu jangan salahkan orang lain jika tidak ‘dihargai’, tetapi hargailah diri sendiri agar bisa dihargai orang lain.
Semarang 05 Mei 2012

Tidak ada komentar: