Pernah suatu ketika aku berangkat sekolah terlalu pagi. Terbaca olehku pada papan nama yang kusam itu “SMUN 1 Parung”.
Sekolah yang menurut teman-teman Madrasah Tsanawiyah (MTs) dulu
merupakan sekolah yang bergengsi se-kecamatan Parung. Bahkan ada kelas
yang bertaraf internasional pula.
Aku masih menjadi
siswa baru saat itu. Gerbang sekolah memang sudah dibuka oleh penjaga
sekolah. Akupun berjalan masuk kedalamnya. Suasana masih sepi dan sunyi.
Dibalik gerbang sekolah tertulis pesan dalam bahasa Arab yang
dibawahnya tertulis terjemahannya. “Man Jadda Wa Jadda” artinya siapa
yang bersungguh-sungguh pasti ia mendapatkannya. Beberapa lama aku
merenungi kalimat itu. Memang kalimat itu pernah aku dapatkan semasa
(MTs) dulu. Ya Aku ingat aku pernah mendapatkannya pada saat mata
pelajaran muatan lokal. Memang sedikit unik, mata pelajaran muatan lokal
tetapi guruku justru memberikan kata-kata mutiara atau pesan-pesan
motivasi bahasa Arab. Guruku memberikannya ketika menjelang pulang.
Semua murid harus membaca secara berulang-ulang kalimat itu dengan suara
lantang.
Selangkah demi selangkah aku menyusuri
area sekolah. Ya. terlihat pohon-pohon puring berwarna-warni masih
begitu segar dan disetiap ujung daun terlihat embun-embun yang begitu
anggun. Tak jauh didekatnya terdapat papan kokoh yang bertuliskan firman
Allah. Tulisan itu digoreskan dengan teknik kaligrafi khat Tsulus
yang mendayu-dayu lembut. Pembuatnya mengutip salah satu firman Allah
yang termaktub dalam Surat Al-Mujadalah ayat 11 yang artinya “….Allah
akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman diantara kamu dan
orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Teliti apa
yang kamu kerjakan….”.
Aku sungguh terkesan dengan
sekolah ini. Banyak sekali pesan-pesan motivasi berharga yang aku
temukan. Bukankah sekolah ini adalah sekolah umum? Tetapi suasananya
penuh muatan-muatan Islami.
Dedaunan masih terlihat
berserakan diatas permukaan lapangan basket yang berembun itu.
Sepertinya petugas kebersihan belum membersihkannya, tetapi suara
gemerisik sapu lidi terdengar semakin mendekat. Oh ternyata memang akan
segera dibersihkan. Akupun berlalu memandangi apa saja yang aku temui.
Benar-benar sepi. Aku duduk dikursi panjang dari semen tepat dibawah
pohon jati sambil memandang kearah Masjid yang masih direnovasi itu. Aku
mulai melihat tanda-tanda kehidupan didalamnya. Sepertinya ada beberapa
siswa berseragam juga sepertiku sedang sibuk mengerjakan sesuatu. Aku
penasaran sekali ingin mengetahui apa yang sedang mereka kerjakan.
Ketika aku sudah berada diberanda Masjid aku melihat ada 3 pasang sepatu
tersusun rapi. Ketika aku berada dibibir pintu masjid, bau harum begitu
semerbak, dan karpet-karpet telah tersusun rapi. Aku mengira bahwa
hanya dirikulah siswa yang paling pagi. Namun ternyata ada siswa-siswa
yang berangkat lebih pagi. Bahkan luar biasanya mereka telah
membersihkan dan menata rapi Masjid Sekolah. Hatiku berdecak kagum.
Ketika aku masih berdiri mematung didepan pintu, mereka menyapaku
dengan ramah. “Assalaamu’alaikum silahkan masuk! Maaf maaf, lantainya
masih agak basah soalnya baru saja dipel, gak apa-apa diinjak saja”
begitu ia ramah menyapaku. Akupun masuk kedalam ruangan yang masih
terlihat remang itu. Melihat aku duduk-duduk sambil membuka catatan,
salah satu diantara mereka menyalakan lampu agar suasana terlihat
terang. Tek… bunyi saklar ditekan. Seketika ruangan menjadi
terang-benderang. Akupun dengan jelas bisa melihat buku-buku pelaran.
Dalam hati aku ingin mngucapkan terima kasih, tetapi saat itu masih
terasa canggung, akhirya aku hanya memberikan senyum saja.
Sepertinya mereka bukanlah anak baru sepertiku, tetapi mereka sudah
terlebih dahulu menjadi siswa disekolah ini. Aku memang masih belum
mengenalnya dan masih agak canggung menyapa mereka. Setelah pekerjaan
membersihkan masjid selesai. Mereka masih terlihat sibuk dan enerjik.
Ada yang sedang mengambil air wudhu, ada yang sedang khusyuk melantunkan
ayat suci Al-quran, dan ada pula yang sedang sibuk membaca buku-buku
pelajaran. Sekali lagi aku berdecak kagum. Itulah sekilas kesan
pertamaku terhadap mereka. Dan ternyata setelah beberapa bulan kemudian
aku baru tahu bahwa mereka semua adalah pengurus-pengurus ROHIS
Al-Jihad.
Anton
Tidak ada komentar:
Posting Komentar