Rabu, Juni 20, 2012

Semangat Pagi di Wajah Mereka

Pernah suatu ketika aku berangkat sekolah terlalu pagi. Terbaca olehku pada papan nama yang kusam itu “SMUN 1 Parung”. Sekolah yang menurut teman-teman Madrasah Tsanawiyah (MTs) dulu merupakan sekolah yang bergengsi se-kecamatan Parung. Bahkan ada kelas yang bertaraf internasional pula.

      Aku masih menjadi siswa baru saat itu. Gerbang sekolah memang sudah dibuka oleh penjaga sekolah. Akupun berjalan masuk kedalamnya. Suasana masih sepi dan sunyi. Dibalik gerbang sekolah tertulis pesan dalam bahasa Arab yang dibawahnya tertulis terjemahannya. “Man Jadda Wa Jadda” artinya siapa yang bersungguh-sungguh pasti ia mendapatkannya. Beberapa lama aku merenungi kalimat itu. Memang kalimat itu pernah aku dapatkan semasa (MTs) dulu. Ya Aku ingat aku pernah mendapatkannya pada saat mata pelajaran muatan lokal. Memang sedikit unik, mata pelajaran muatan lokal tetapi guruku justru memberikan kata-kata mutiara atau pesan-pesan motivasi bahasa Arab. Guruku memberikannya ketika menjelang pulang. Semua murid harus membaca secara berulang-ulang kalimat itu dengan suara lantang.

      Selangkah demi selangkah aku menyusuri area sekolah. Ya. terlihat pohon-pohon puring berwarna-warni masih begitu segar dan disetiap ujung daun terlihat embun-embun yang begitu anggun. Tak jauh didekatnya terdapat papan kokoh yang bertuliskan firman Allah. Tulisan itu digoreskan dengan teknik kaligrafi khat Tsulus yang mendayu-dayu lembut. Pembuatnya mengutip salah satu firman Allah yang termaktub dalam Surat Al-Mujadalah ayat 11 yang artinya “….Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Teliti apa yang kamu kerjakan….”.

      Aku sungguh terkesan dengan sekolah ini. Banyak sekali pesan-pesan motivasi berharga yang aku temukan. Bukankah sekolah ini adalah sekolah umum? Tetapi suasananya penuh muatan-muatan Islami.

      Dedaunan masih terlihat berserakan diatas permukaan lapangan basket yang berembun itu. Sepertinya petugas kebersihan belum membersihkannya, tetapi suara gemerisik sapu lidi terdengar semakin mendekat. Oh ternyata memang akan segera dibersihkan. Akupun berlalu memandangi apa saja yang aku temui. Benar-benar sepi. Aku duduk dikursi panjang  dari semen tepat dibawah pohon jati sambil memandang kearah Masjid yang masih direnovasi itu. Aku mulai melihat tanda-tanda kehidupan didalamnya. Sepertinya ada beberapa siswa berseragam juga sepertiku sedang sibuk mengerjakan sesuatu. Aku penasaran sekali ingin mengetahui apa yang sedang mereka kerjakan. Ketika aku sudah berada diberanda Masjid aku melihat ada 3 pasang sepatu tersusun rapi. Ketika aku berada dibibir pintu masjid, bau harum begitu semerbak, dan karpet-karpet telah tersusun rapi. Aku mengira bahwa hanya dirikulah siswa yang paling pagi. Namun ternyata ada siswa-siswa yang berangkat lebih pagi. Bahkan luar biasanya mereka telah membersihkan dan menata rapi Masjid Sekolah. Hatiku berdecak kagum.

      Ketika aku masih berdiri mematung didepan pintu, mereka menyapaku dengan ramah. “Assalaamu’alaikum silahkan masuk! Maaf maaf, lantainya masih agak basah soalnya baru saja dipel, gak apa-apa diinjak saja” begitu ia ramah menyapaku. Akupun masuk kedalam ruangan yang masih terlihat remang itu. Melihat aku duduk-duduk sambil membuka catatan, salah satu diantara mereka menyalakan lampu agar suasana terlihat  terang. Tek… bunyi saklar ditekan. Seketika ruangan menjadi terang-benderang. Akupun dengan jelas bisa melihat buku-buku pelaran. Dalam hati aku ingin mngucapkan terima kasih, tetapi saat itu masih terasa canggung, akhirya aku hanya memberikan senyum saja.

      Sepertinya mereka bukanlah anak baru sepertiku, tetapi mereka sudah terlebih dahulu menjadi siswa disekolah ini. Aku memang masih belum mengenalnya dan masih agak canggung menyapa mereka. Setelah pekerjaan membersihkan masjid selesai. Mereka masih terlihat sibuk dan enerjik. Ada yang sedang mengambil air wudhu, ada yang sedang khusyuk melantunkan ayat suci Al-quran, dan ada pula yang sedang sibuk membaca buku-buku pelajaran. Sekali lagi aku berdecak kagum. Itulah sekilas kesan pertamaku terhadap mereka. Dan ternyata setelah beberapa bulan kemudian aku baru tahu bahwa mereka semua adalah pengurus-pengurus ROHIS Al-Jihad. 


Anton

Tidak ada komentar: