Sabtu, Agustus 11, 2012

Undip Dukung Muslim Rohingya

Bertepatan pada hari Jumat malam hari tanggal 10 Agustus 2012, Panitia Ramadhan dan INSANI UNDIP mengadakan Kajian Spesial bakda Tarawih di Masjid Kampus dengan menghadirkan langsung pembicara asal Rohingya Lukman Hakim. Kajian tersebut diselenggarakan atas kerjasama Takmir Masjid Undip dengan Pusat Informasi dan Advokasi Rohingya-Arakan (PIARA). 
Dalam acara tersebut turut juga hadir Rektor Universitas Diponegoro Prof Dr Sudharto P. Hadi memberikan sambutan. Pada kesempatan itu, beliau juga didampingi oleh Sekretaris Takmir Masjid Dr. Luthfi Mahfud dan Sekretaris Umum Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) wilayah Jawa Tengah Dr. Suharnomo.
 Dalam sambutannya beliau merasa prihatin terhadap kondisi masyarakat muslim Rohingya saat ini. Terlebih lagi Undip mempunyai keinginan memberikan gelar Doktor Honoris Causa (Doktor HC) kepada Au San Suu Kyi sebagai salah satu tokoh Myanmar yang memperoleh nobel perdamaian. Namun melihat perkembangan pemerintahan Myanmar yang belum berhenti melakukan tekanannya kepada umat muslim Rohingya, keinginan untuk memberikan gelar tersebut akan menjadi sulit diwujudkan.
Dalam sambutannya juga beliau menghimbau kepada ratusan  jamaah shalat tarawih yang terdiri dari dosen, mahasiswa serta masyarakat sekitar kampus bahwa sudah selayaknya sebagai seorang muslim kita harus membantu umat muslim Rohingya. Beliau juga memberikan apresiasi kepada panitia penyelenggara yang dengan segala upaya mengusahakan kajian berlangsung  dengan mendatangkan langsung pembicara dari Rohingya di Masjid Kampus melihat masih simpang siurnya informasi mengenai umat muslim Rohingya. Sebagai bentuk dukungan UNDIP terhadap muslim Rohingya, Rektor memberikan bantuan secara simbolis kepada Lukman Hakim salah satu penduduk Rohingya.
Kemudian acara dilanjutkan dengan pemaparan oleh Lukman Hakim salah seorang pendiri Arakan Rohingya National Organization (Organisasi Nasional Arakan Rohingya). Beliau dalam bahasa Inggris menyampaikan mengenai asal-usul umat muslim Rohingya. Dalam penjelasannya kepada para jamaah, beliau menerangkan bahwa Rohingya merupakan etnis minoritas yang mendiami provinsi Arakan. Mereka mempunyai sejarah yang panjang. Berabad-abad Arakan merupakan Kerajaan Independen yang diperintah oleh umat Hindu, Budha dan Muslim. Kemudian Burma menginvasi dan mendudukinya (Arakan) pada tahun 1784. Sejak itulah Arakan berubah menjadi Provinsi Burma yang berbatasan dengan Bangladesh. Selain itu, beliau menerangkan bahwa jejak suku Rohingya merupakan keturunan Arab, Turki, Persia, Afganistan, Bengali dan beberapa keturunan Indo-Mongoloid. Terdapat kelompok-kelompok etnis yang berkembang secara berbeda dalam masyarakat  dengan berbagai bahasa, perbedaan budaya dan peradaban mereka selama beberapa abad lalu. Perkampungan mereka di Arakan terlacak sejak 7 Abad  M. Sebutan “Rohingya” berasal dari “Rohang”, sebutan kuno “Arakan”. Populasi Rohingya diestimasi mencapai 3 Juta jiwa.
            Namun yang menjadi permasalahan hingga saat ini pemerintah Myanmar tidak mengakui status kewarganegaraan mereka. Bahkan pemerintah mengeluarkan kebijakan-kebijakan Burmanisasi, Budhaisasi dalam negara. Umat muslim diabaikan dan dimarjinalkan.
Selain itu Lukman Hakim memaparkan kesulitan-kesulitan yang umat muslim Rohingya alami sebagai masyarakat tanpa status kewarganegaraan terlebih-lebih aturan-aturan pemerintah yang sangat diskriminatif. Dalam keadaan serba sulit dan penuh tekanan seperti itu umat muslim Rohingya mencari kehidupan.
            Selanjutnya beliau menghimbau kepada seluruh jamaah agar terus berupaya memberikan bantuan baik materi maupun moril kepada umat muslim Rohingya dengan cara membooming-kan isu Rohingya ke media. Beliau juga meminta kepada pemerintah Indonesia  sebagai negara yang memiliki posisi strategis di ASEAN agar lebih tanggap menyelsaikan permasalahan Rohingya.

Semarang, 10 Agustus 2012

            *Penulis merupakan penanggung jawab kajian Ahad Dhuha Masjid Kampus Undip

Tidak ada komentar: