Minggu, September 07, 2014

Pakaian






Pola pikir manusia memang tidak bisa di batasi oleh ruang dan waktu. Bisa saja orang yang hidup di masa lalu waktu itu memiliki kemampuan berpikir mendahului zamannya. Begitupun sebaliknya, bisa jadi manusia yang hidup di abad 21 ini pola pikirnya tertinggal jauh oleh semangat zaman yang terus berubah.

Di era modern saat ini pun ternyata masih ada manusia-manusia yang pola pikirnya tertinggal oleh zamannya. Masih ada orang yang lebih percaya  dukun ketimbang dokter. Mereka lebih percaya bahwa kesuksesan karir bisa diperoleh dengan tiba-tiba. Mereka datang ke dukun-dukun untuk meminta jimat atau pengasihan agar bisa cepat cepat kaya. 

Saya terkadang bertanya-tanya dalam hati, apakah manusia yang hidup saat ini lebih berkualitas ketimbang manusia yang hidup di masa lampau?. Zaman cepat sekali berubah. Perubahan tersebut paling mudah dilihat dari sikap, cara pakaian dan alat-alat yang digunakan. Dalam berpakaian misalnya, lihatlah gaya pakaian manusia-manusia saat ini yang ada di negara kita. Tren pakaian, yang di kenakan cepat sekali berubah-ubah. Perubahan ini di awali oleh publik figur seperti artis sinetron dan penyanyi. Mereka para “Seniman” itu telah mempercepat perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat. 

Bahkan di luar negeri pun lebih ‘ngeri’ lagi. Para seleb di forum-forum eksibisi selalu menjadi buah bibir lantaran pakaian mereka yang nyentrik (klo segan bilang aneh). Khususnya untuk busana wanitanya. Fungsi pakaian bukan hanya sekadar melindungi tubuh dari sengatan sinar matahari, namun lebih dari sekadar itu, pakaian sebagai alat komunikasi antar manusia. Pakaiannya juga berfungsi sebagai penunjuk eksistensi diri. Sebagai alat pengakuan diri terhadap orang lain. Bahkan karena malah muatan simboliknya yang lebih kental ketimbang fungsi asalnya. Fungsi dasar pakaian sebagai pelindung tubuh malah di lupakan. 

Lihatlah cara berpakaian para seleb. Mereka berani mempertontonkan ‘dalaman’ tubuhnya hingga nyaris bugil. Dengan bangganya mereka memperlihat tiap lekuk tubuhnya. Lucunya, sebagian orang disekitarnya justru mengelu-elukannya. Busana-busana tersebut secara fungsi bisa di bilang tidak layak disebut sebagai pakaian lantaran tidak sesuai dengan fungsi asalnya. Namun anehnya para perancang busana tetap menamai hasil karya mereka itu dengan sebutan pakaian (fashion). Cara berpakaian mereka justru lebih mirip dengan ilustrasi-ilustrasi manusia purba yang hidup ratusan bahkan jutaan yang lalu. Manusia yang memiliki cara berpikir sederhana. 

Ya, manusia terkadang itu aneh sekali. Tanpa disadari atau malah dengan sadar mereka justru kembali seperti kehidupan zaman batu sebagaimana kategori yang di buat oleh para ilmuan mereka sendiri.
Magelang 6 September 2014

Tidak ada komentar: