Senin, November 07, 2016

Energi yang tak pernah habis



Berkualitas atau tidaknya seluruh aktifitas hidup ini ternyata bergantung dari keyakinan kepada Allah SWT. Keyakinan kuat kepada Allah SWT inilah sumber energi yang tidak pernah habis. Saat energi ini bersumber kepada selain-Nya, maka tunggulah waktu berakhirnya.

Bisa jadi kita sudah paham akan hal ini, namun dalam kehidupan praktis kita sering lupa bahwa energi kehidupan yang tak pernah habis adalah keyakinan yang kuat kepada Allah SWT. Keyakinan bahwa Allah Mahakuasa, Allah Maha Melihat, Allah Maha Berkehendak, Allah Maha Kasih, Maha Sayang dan Allah Maha Segalanya.
 Jebakan meng-ilah-kan materi
Saat popularitas, limpahan harta, jabatan mentereng sedang dalam genggaman, kadang kala membuat diri kita besar hati. Seolah-olah dengan semua yang kita miliki itu, kita mampu melakukan segala hal. Harapan kita terlalu tinggi dari semua yang kita miliki itu. Dan tanpa sadar ternyata menjadikannya berhala dalam hidup. Padahal hanya kepada Allah-lah kita bergantung.
Keyakinan kuat kepada-Nya adalah sumber energi sejati dalam seluruh aktifitas kita. Tentunya orang yang yakin akan berbeda dengan peragu, begitupula berbeda dengan yang tidak yakin. Dalam keseharianpun kita bisa menyaksikan totalitas diri kita masing-masing baik dalam melaksanakan ibadah mahdah (langsung) maupun ghairu mahdah (tidak langsung). Bagi mereka yang memiliki keyakinan kuat kepada Allah SWT, maka akan terlihat dari kesungguhannya dalam menjalani ibadah dalam kesehariannya. Begitu pula bagi yang peragu pun akan nampak. Disinilah Allah SWT ternyata menguji keyakinan kita kepada-Nya. Sehingga dalam realitas tidak aneh jika terdapat variasi kesungguhan dalam beribadah kepada Allah SWT, karena semua itu bergantung dari keyakinan kita masing-masing. Seberapa yakinkah kita kepada Allah Sang Pemilik Jagad Raya ini? Jawabannya ada pada diri kita masing-masing.

Sumber Energi Sejati
Masyarakat di negara-negara maju, Contoh di Jepang kebanyakan dari mereka melakukan sesuatu atas pertimbangan rasional, untung-rugi semata. Mereka sanggup menaati hukum, berdisiplin, hidup bersih dengan suatu keyakinan bahwa menjalani hidup seperti itu memberikan kebaikan antar sesama manusia. Meksipun bisa jadi dimensinya hanya sebatas  pandangan antar sesama manusia (kesepakatan sesama manusia). Mereka meyakini melakukan itu semua memiliki nilai yang istimewa dimata manusia, sehingga dengan padangan itu mereka bersemangat bahu-membahu menjalani kehidupan yang berkualitas.
Semestinya hal semacam itu amat sangat bisa direalisasikan oleh kita sebagai umat Islam. Bahkan lebih berlipat ganda energinya. Mengapa? Karena apa yang kita lakukan sekecil apapun akan bernilai dimata Allah SWT. Allah SWT melihat amalan kita bukan hanya dari banyaknya saja aktifitas yang kita lakukan tapi dari kualitas amalan yang kita lakukan. Oleh sebab itu apapun profesi kita hari ini, maka kita harus bersyukur dan jalani dengan sebaik-baiknya. Insya Allah semuanya akan Allah nilai sebagai amal shalih. Sekali lagi bukan karena pandangan manusia, bukan karena besar gaji yang kita terima, bukan karena wanita yang kita cintai, namun semata-mata karena Allah SWT. Dengan demikian atas keyakinan kuat kepada Allah SWT kita akan semakin kuat dalam menjalani hidup. Segala turbulensi kehidupan akan kita lalui dengan selamat. Karena kita yakin bahwa Allah selalu bersama kita.

 “Mahasuci Allah Yang ditangann-Nya-lah segala kerajaan, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia mengujimu, siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. (Al-Mulk, 1-3)
Mungkid, 7 November 2016

Tidak ada komentar: