Minggu, Mei 19, 2013

Tampakkan Wajah Bahagia Wahai Ikhwah!


Hampir setiap hari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menjadi “bulan-bulanan” media elektronik (Televisi) lantaran dituduh terlibat kasus korupsi kuota impor sapi. Padahal telah terang-benderang dibuktikan di Pengadilan (17/05/13) bahwa Ahmad Fatonah hanya makelar bukan kader PKS. Kepada pers pun secara terang-terangan ia (Ahmad Fatonah) meminta maaf kepada PKS karena telah membawa-bawa nama kader PKS dalam kasus pribadinya.

Melihat pemberitaan media yang tidak fair itu, Ustad Zuber Safawi SHI dalam kesempatan temu kader dan simpatisan se-Kota Semarang memberikan taujihnya pada minggu siang (19/0513) di Hotel Grasia. Beliau mengatakan bahwa pemberitaan yang setiap hari dimunculkan di media telah “memojokkan” PKS secara berlebihan.
Untuk itu, beliau memberikan nasehat kepada seluruh kader dan simpatisan agar tidak bersedih hati, malah sebaliknya ia mengajak agar menampakkan wajah kebahagiaan. “Media menyerang PKS agar kader-kadernya bersedih, oleh sebab itu, kita harus bahagia, tampakkan wajah bahagia, kita jangan besedih!” tegasnya.
Di hadapan ribuan kader-kader yang antusias, beliau mengingatkan kembali tentang pilar-pilar kemanangan dakwah. “Pilar pertama yang harus terpatri kuat adalah keimanan yang mendalam kepada Allah SWT. Bahwa kemenangan Islam adalah janji Allah. Dakwah ini adalah milik Allah SWT dan kita adalah pelaku-pelakunya, Allah-lah yang telah menjaminnya. Semuanya sudah tertulis dalam lauh mahfudz. Meskipun begitu kita harus tetap  bekerja keras, kita sebagai kaum muslimin harus menjadi subjek di dunia ini”. Ustad Zuber menempatkan keimanan ini juga sebagai landasan ideologi dalam bergerak. Sebagai landasan ideologi, kita harus siap berkorban, kita harus siap menanggung rugi dalam merealisasikannya untuk kemenangan jangka panjang bukan sekadar kepentingan yang sifanya pragmatis.
Selain itu, beliau juga memberi nasehat agar para kader bersikap tenang tidak perlu panik secara berlebihan dalam menghadapi parahara yang menimpa PKS. “Kualitas kita sebagai kader muncul dalam kondisi seperti ini, sejauh mana ketenangan kita mengadapi itu (prahara PKS)”. Jangan sampai kepanikan justru menutup pandangan kita tentang hasil-hasil dakwah yang telah diraih disebabkan prahara itu saja. Yang terpenting teruslah kita memperbaiki diri, membaguskan fisik (kinerja) kita dihadapan masyarakat, jalin silaturahmi sebanyak-banyaknya.
Pilar kedua, yakni fitrah dakwah. Kita harus memahami tujuan dakwah. Bagaimana caranya? Perbanyaklah membaca buku-buku dakwah. Dengan banyak membaca, maka kita akan mengerti perjalanan dakwah ini, kita akan semakin mengerti rintangan-rintangan dakwah, kita akan semakin mengerti tabiat (karakter) dakwah sehingga kita tidak terkejut saat menghadapi setiap rintangan. Bisa jadi sebagian orang tidak kuat menghadapi rintangan-rintangan dakwah itu lalu mereka tumbang di tengah perjalanan. Namun demikian beliau mengingatkan bahwa dakwah akan tetap berjalan ada atau tidaknya kita. Belajar dari siroh, Rosulullah yang sudah jelas mendapat jaminan Allah-pun tetap berjuang keras menyiarkan risalah Islam.
Pilar ketiga yakni soliditas. Di Indonesia hanya ada 2 Partai yang memiliki basis kader/sistem kaderisasi yang kuat. PKS adalah salah satunya. Basis kader inilah yang menjadi kekuatan perjuangan. Oleh karenanya mari tingkatkan soliditas. Prahara yang menimpa PKS harus mendorong kader semakin solid. Apalagi soliditas yang diikat dengan ukhuwah islamiyah. Inilah kekuatannya bahwa soliditas seperti inilah yang akan menyongsong kemenangan.

Semarang, 19 Mei 2013
Anton Saputra