Pejuang bagi
saya adalah orang yang dengan sungguh-sungguh konsisten merealisasikan
idealismenya. Tapi rasanya itu belum
bagi saya. Sering kali saya mlipir dari tujuan-tujuan yang hendak saya capai. Saya
lebih sering kali terbuai dengan kesenangan-kesenangan sementara yang justru
menjauhkan dari tujuan semula. Saya tidak tahan hidup menderita.
Pejuang itu
bagi saya adalah orang yang sungguh-sungguh menjaga ucapannya dari perkataan
kotor baik di kala sendiri maupun ramai. Tapi rasanya itu belum bagi saya. Sering kali saya pilih-pilih tempat untuk
mengekspresikan kata-kata. Di tempat tertentu saya bicara halus, sopan, santun,
namun di tempat lainnya tatkala ada kesempatan untuk berbicara seenaknya pun
saya lakukan.
Pejuang itu
bagi saya adalah orang yang menegakkan shalat lima waktu berjamaah bagi
laki-laki di Masjid di kala waktu sangat memungkinkan untuk shalat berjamaah. Tapi
rasanya itu belum bagi saya. Kerap kali saya melewati waktu shalat berjamaah
hanya karena kelelahan.
Pejuang itu
bagi saya adalah orang berani berkata benar di depan siapapun. Tidak takut
dengan konsekuensi yang dihadapinya. Tapi rasanya itu belum bagi saya. Sering kali
saya “diam”, tidak perduli dengan keadaan untuk cari aman.
Pejuang itu
yang benar-benar berada di depan saat menghadapi masalah lantaran keputusan
yang diambil. Ia tidak menghilang dari peredaran. Tapi rasanya itu belum bagi
saya. Sering kali saya menghindar, mengkambinghitamkan orang lain untuk
bersama-sama memikul masalah yang saya hadapi.
Pejuang itu
bagi saya adalah orang yang selalu hadir saat dibutuhkan dan menuntaskan segala
tanggung jawabnya dengan sebaik mungkin. Tapi rasanya itu belum bagi saya. Sering
kali saya hilang atau menghilangkan diri pada saat-saat dibutuhkan dan
meninggalkan sisa-sisa tanggung jawab yang tak tuntas.
Pejuang itu
bagi saya adalah orang yang menjalankan tugasnya dengan sepenuh jiwa. Menjadikan
sesuatu yang dahulu tidak pernah ada menjadi ada. Ia tidak lemah hanya karena
kekurangan yang terjadi di sana-sini. Ia tidak putus asa sebab lingkungan yang
kurang mendukung. Namun ia adalah orang
yang berpikir bagaimana caranya agar kekurangan-kekurangan itu bisa di atasi.
Mungkid, 23 Oktober 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar